Jekikrek, Salah 1 Permainan Menyenangkan Anak Zaman Dulu di Lamongan

Permainan Tradisional Jekikrek

 

Keberadaan Jekikrek di Tengah Modernisasi

Saat ini, jekikrek semakin jarang ditemui, terutama dengan maraknya mainan modern dan digital. Namun, di salah satu dusun di Lamongan, pembuatan mainan ini masih bertahan. Bahkan, hampir seluruh warga di sana memiliki keahlian dalam membuat jekikrek.

Kampung Jekikrek: Pusat Pembuatan Mainan Tradisional

permainan jekikrek
permainan jekikrek

Dusun tersebut adalah Jatilangkir, yang terletak di Desa Wonokromo, Kecamatan Tikung. Karena banyaknya warga yang memproduksi jekikrek, daerah ini dikenal dengan sebutan “Kampung Jekikrek”, yang bahkan tertulis di pintu masuk dusun dengan nama “Jatilangkir Kampoeng Jekikrek”.

Menurut Tasdi, salah satu warga setempat, jekikrek masih eksis di dusunnya karena bahan baku berupa daun lontar masih tersedia. Oleh sebab itu, banyak warga yang tetap membuat dan mendistribusikan mainan ini ke berbagai daerah.

Asal Usul dan Fungsi Jekikrek

Asal Usul dan Fungsi Jekikrek

Jekikrek adalah permainan tradisional yang telah ada sejak lama dan diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun asal-usul namanya masih menjadi misteri bagi warga, permainan ini tetap bertahan sebagai bagian dari budaya lokal yang unik.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, permainan Jekikrek tidak hanya sekadar hiburan bagi anak-anak, tetapi juga memiliki nilai edukatif dan sosial yang tinggi. Anak-anak yang memainkan Jekikrek secara tidak langsung belajar tentang keseimbangan, ketangkasan, serta kekompakan dalam permainan kelompok. Selain itu, permainan ini juga menjadi ajang interaksi sosial yang mempererat persaudaraan di antara teman-teman sebaya.

Selain digunakan sebagai permainan, Jekikrek yang dibuat dari daun kelapa muda (janur) juga memiliki fungsi lain yang lebih simbolis, terutama dalam tradisi masyarakat saat perayaan Lebaran. Dalam momen spesial ini, anyaman Jekikrek sering diisi dengan beras dan dimasak menjadi ketupat berbentuk jaranan atau burung. Ketupat ini tidak hanya berfungsi sebagai makanan khas Lebaran, tetapi juga melambangkan kesederhanaan, kebersamaan, serta doa agar diberikan keberkahan dan keselamatan.

Dengan demikian, Jekikrek bukan sekadar permainan anak-anak, tetapi juga bagian dari tradisi yang kaya makna. Keunikan dan keberagaman fungsi dari anyaman ini menjadikannya warisan budaya yang patut dilestarikan, baik sebagai hiburan maupun sebagai simbol kebersamaan dalam masyarakat.

Proses Pembuatan Jekikrek

Proses pembuatan jekikrek cukup sederhana.

  1. Daun lontar atau kelapa terlebih dahulu dipetik.
  2. Daun dibersihkan dari durinya dan dijemur.
  3. Daun yang sudah kering dianyam menjadi mainan tradisional ini.

Nilai Budaya dan Manfaat Jekikrek

Jekikrek tidak hanya sekadar mainan, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sejarah.

Kreativitas dan Keterampilan yang Dilestarikan

Permainan ini mencerminkan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan bahan alami yang ada di sekitar mereka. Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan ketelatenan dan keterampilan menganyam yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Selain itu, jekikrek juga mengajarkan anak-anak tentang keterampilan motorik dan keseimbangan saat mereka menarik mainan ini menggunakan tali.

Nilai Ekonomi bagi Warga Jatilangkir

Sebagai bagian dari warisan budaya, jekikrek juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat Jatilangkir.

  • Banyak keluarga di dusun tersebut yang bergantung pada pembuatan dan penjualan jekikrek sebagai mata pencaharian utama.
  • Mainan ini tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
  • Beberapa kolektor dan pecinta budaya tradisional mulai tertarik untuk mengoleksi jekikrek sebagai bagian dari pelestarian budaya.

Baca juga : Blenthik: Permainan Tradisional Mengasyikan Hampir Punah

Tantangan dan Upaya Pelestarian Jekikrek

Di era modern ini, keberadaan jekikrek menghadapi tantangan besar. Anak-anak lebih tertarik dengan mainan elektronik dan digital yang menawarkan hiburan lebih interaktif.

Strategi Pelestarian Jekikrek

Masyarakat Jatilangkir berusaha untuk tetap mempertahankan tradisi ini dengan beberapa langkah:

  1. Mengajarkan cara membuat jekikrek di sekolah-sekolah setempat.
  2. Mengadakan festival budaya yang menampilkan mainan tradisional ini.
  3. Dukungan dari pemerintah daerah dengan menjadikannya sebagai daya tarik wisata budaya.

Wisatawan yang datang ke Jatilangkir dapat melihat langsung proses pembuatan jekikrek dan bahkan mencoba membuatnya sendiri. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya lokal.

Inovasi untuk Menarik Minat Generasi Muda

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya tarik jekikrek di era modern adalah:

  • Inovasi desain dan warna agar lebih menarik bagi anak-anak masa kini.
  • Menggunakan teknik pewarnaan alami yang ramah lingkungan.
  • Pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan jekikrek ke pasar yang lebih luas.

Jekikrek Sebagai Suvenir Khas Daerah

Jekikrek juga dapat dikembangkan sebagai suvenir khas Lamongan.

  • Dengan kemasan yang menarik dan promosi yang baik, jekikrek bisa menjadi produk unggulan daerah.
  • Jika dikelola dengan baik, jekikrek bisa menjadi bagian dari ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Jekikrek, Simbol Ketahanan Budaya

Jekikrek bukan sekadar permainan masa lalu, tetapi juga simbol ketahanan budaya di tengah perubahan zaman.

Keberadaannya mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai tradisional. Dengan dukungan dari berbagai pihak, jekikrek bisa tetap eksis dan dikenal oleh generasi mendatang.

artama

halo saya artama, selamat datang di website saya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *