Engklek: 6 Fakta Menarik tentang Permainan Tradisional yang Mulai Langka!

engklek

Engklek adalah salah satu permainan tradisional Indonesia yang telah dimainkan oleh anak-anak sejak zaman dahulu. Permainan ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga mengandung nilai-nilai edukatif yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, cara bermain, manfaat, serta upaya pelestarian permainan engklek.

Sejarah Permainan Engklek

Permainan engklek memiliki berbagai nama di berbagai daerah di Indonesia. Di Jawa, permainan ini dikenal sebagai “engklek”, sementara di Sumatra disebut “setatak“, di Jambi dikenal dengan “tejek-tejekan”, dan di daerah Batak Toba disebut “marsitekka”. Meskipun memiliki nama yang berbeda, esensi permainannya tetap sama. Menurut beberapa sumber, permainan ini diduga berasal dari Belanda dengan nama “zondag-maandag” yang kemudian menyebar ke Nusantara pada masa kolonial. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa permainan ini sudah ada sejak zaman Romawi kuno.

Cara Bermain Engklek

Engklek dimainkan di atas bidang yang digambar dengan delapan kotak dan satu gambar gunung di bagian atas. Gambar ini biasanya dibuat di atas tanah, jalan, atau lantai dengan menggunakan kapur, arang, atau kayu. Setiap pemain memerlukan sebuah “gaco”, yaitu benda kecil seperti potongan genteng atau batu pipih yang akan dilempar ke dalam kotak-kotak tersebut.

Permainan dimulai dengan melempar gaco ke kotak pertama. Pemain kemudian melompat-lompat dengan satu kaki melalui setiap kotak secara berurutan, kecuali kotak yang berisi gaco. Setelah mencapai akhir, pemain berbalik dan kembali ke titik awal sambil mengambil gaco tanpa menginjak garis atau kehilangan keseimbangan. Jika berhasil, pemain melanjutkan ke kotak berikutnya hingga mencapai kotak terakhir. Pemain yang berhasil menyelesaikan semua kotak berhak menandai salah satu kotak sebagai “rumah” mereka, yang tidak boleh diinjak oleh pemain lain. Permainan berlanjut hingga semua kotak menjadi “rumah”.

Manfaat Permainan Engklek

Engklek bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi perkembangan anak. Menurut Salma Rozana dalam bukunya “Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini: Melalui Permainan Tradisional Engklek”, permainan ini dapat menstimulasi enam aspek perkembangan anak usia dini, yaitu:

  1. Perkembangan Fisik Motorik: Melompat dengan satu kaki membantu mengembangkan keseimbangan dan koordinasi motorik kasar anak.
  2. Perkembangan Kognitif: Anak belajar menghitung dan memahami urutan angka saat melompat dari satu kotak ke kotak lainnya.
  3. Perkembangan Sosial-Emosional: Bermain bersama teman-teman mengajarkan anak tentang kerjasama, giliran, dan sportivitas.
  4. Perkembangan Bahasa: Interaksi dengan teman selama permainan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kosa kata anak.
  5. Perkembangan Moral: Anak belajar tentang kejujuran dan aturan saat bermain.
  6. Perkembangan Seni: Menggambar kotak-kotak permainan dapat menstimulasi kreativitas dan apresiasi seni anak.

Selain itu, Novi Mulyani dalam bukunya “Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia” menekankan bahwa permainan tradisional seperti engklek dapat mengurangi ketergantungan anak pada gadget dan permainan digital, serta mendorong mereka untuk lebih aktif secara fisik.

Baca juga :

Permainan Tradisional Cublak Cublak Suweng: Sejarah, Aturan, dan 5 Nilai Budaya

Blenthik: Permainan Tradisional Super Seru yang Hampir Punah! Temukan 5 Fakta Menariknya

Upaya Pelestarian Permainan Engklek

Di era digital ini, permainan tradisional seperti engklek mulai tergerus oleh popularitas permainan modern dan teknologi. Oleh karena itu, upaya pelestarian perlu dilakukan agar generasi muda tetap mengenal dan memainkan permainan ini. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Pendidikan Formal: Memasukkan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.
  2. Komunitas dan Festival: Menyelenggarakan festival permainan tradisional dan membentuk komunitas pecinta permainan tradisional di berbagai daerah.
  3. Media Sosial: Menggunakan platform media sosial untuk mempromosikan dan mengedukasi masyarakat tentang permainan engklek.
  4. Keluarga: Orang tua dapat mengenalkan dan bermain engklek bersama anak-anak di rumah sebagai alternatif hiburan yang edukatif.

Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan permainan engklek dapat terus dikenal dan dimainkan oleh generasi mendatang, sehingga warisan budaya ini tidak hilang ditelan zaman.

Permainan engklek adalah bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai edukatif dan sosial. Melalui permainan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga pelajaran berharga yang mendukung perkembangan mereka secara holistik. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk melestarikan dan mempromosikan permainan tradisional ini agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.


Referensi:

  1. Rozana, S. (2018). Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini: Melalui Permainan Tradisional Engklek. Jakarta: Pustaka Anak.
  2. Mulyani, N. (2020). Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
  3. Supriyono, A. (2019). Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu. Bandung: Gramedia Pustaka Utama.
  4. Yulita, R. (2017). Permainan Tradisional Anak Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka.

artama

halo saya artama, selamat datang di website saya

One thought on “Engklek: 6 Fakta Menarik tentang Permainan Tradisional yang Mulai Langka!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *