Mengungkap Misteri Sejarah Masjid Cheng Ho yang Jarang Diketahui

sejarah masjid cheng ho

Penasaran dengan sejarah Masjid Cheng Ho yang sarat toleransi dan budaya? Ungkap kisah unik dan misteri yang jarang diketahui banyak orang hanya di artikel ini!

Mengenal Sosok Legendaris di Balik Masjid Unik Ini

Jika kamu sedang jalan-jalan ke Surabaya, Palembang, atau Jember, lalu melihat bangunan mirip klenteng tapi ada simbol Islamnya, besar kemungkinan itu adalah Masjid Cheng Ho. Masjid ini unik bukan hanya karena tampilannya, tapi juga karena sejarah Masjid Cheng Ho yang punya nilai budaya dan toleransi luar biasa tinggi.

Masjid ini dinamai dari tokoh legendaris, Laksamana Cheng Ho (atau Zheng He), pelaut Muslim dari Tiongkok yang berjasa besar dalam menjalin hubungan diplomatik dan budaya antara Tiongkok dan Nusantara pada abad ke-15. Tapi bagaimana sejarahnya hingga namanya melekat di masjid Indonesia modern? Nah, di sinilah misteri yang jarang diungkap banyak orang.

Cheng Ho: Laksamana Muslim dari Dinasti Ming

Laksamana Cheng Ho lahir dengan nama Ma He di Provinsi Yunnan dan merupakan seorang Muslim keturunan Hui. Ia memimpin tujuh ekspedisi laut besar yang menjelajahi Asia Tenggara, Asia Selatan, hingga Afrika Timur antara tahun 1405–1433.

Yang menarik, ekspedisinya bukan untuk menaklukkan atau menjajah, melainkan membangun hubungan damai dan perdagangan. Di beberapa catatan sejarah, Cheng Ho disebut membangun masjid, menyebarkan Islam secara damai, dan menjalin hubungan dengan komunitas Muslim di daerah yang ia singgahi, termasuk di kepulauan Nusantara.

Sejarah Masjid Cheng Ho di Indonesia: Dimulai dari Surabaya

Walau Cheng Ho hidup di abad ke-15, sejarah Masjid Cheng Ho di Indonesia baru secara fisik dimulai tahun 2002 di Surabaya. Masjid Cheng Ho pertama dibangun oleh komunitas PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) sebagai bentuk penghormatan kepada Cheng Ho yang telah membawa nilai perdamaian dan Islam yang toleran.

Masjid ini dibangun di atas lahan yang dulunya adalah lapangan bola. Dengan semangat gotong royong lintas etnis dan agama, Masjid Cheng Ho akhirnya berdiri dan menjadi simbol akulturasi budaya yang hidup.

Setelah Surabaya, masjid serupa menyebar ke berbagai kota seperti Pandaan, Palembang, Pasuruan, Batam, dan bahkan Semarang. Setiap masjid mengusung konsep arsitektur dan filosofi serupa: menyatukan budaya Tionghoa dan Islam.

Arsitektur Masjid Cheng Ho: Perpaduan Dua Dunia

Yang membuat masjid ini langsung mencuri perhatian tentu adalah arsitekturnya. Gerbang masjid mirip dengan pintu masuk kelenteng, lengkap dengan ornamen naga, warna merah dan hijau, serta atap melengkung ala pagoda. Tapi, ketika masuk ke dalam, kamu akan menemukan elemen khas masjid seperti mihrab, kaligrafi Arab, dan ruang wudhu.

Desain ini tidak asal-asalan. Filosofinya dalam menyatukan dua budaya besar Islam dan Tionghoa menunjukkan betapa keduanya bisa hidup berdampingan secara harmonis.

Hal ini sejalan dengan sejarah Masjid Cheng Ho yang memang lahir dari semangat pembauran dan toleransi antar umat beragama serta antar budaya. Di masa kini, nilai ini semakin penting untuk dijaga dan diteladani.

Misteri dan Fakta Menarik di Balik Sejarah Masjid Cheng Ho

Walaupun tergolong baru dalam hal pembangunan fisik, Masjid Cheng Ho menyimpan banyak kisah menarik yang jarang diketahui:

  1. Inspirasi Nama Masjid
    Banyak yang menyangka masjid ini dibangun oleh Cheng Ho sendiri. Padahal sebenarnya, ia dibangun jauh setelah masa Cheng Ho berakhir. Namun, semangat dan pengaruhnya begitu kuat hingga dijadikan simbol dalam pembangunan masjid ini.
  2. Dibangun dengan Semangat Multikultural
    Tak hanya umat Muslim Tionghoa yang berperan, pembangunan Masjid Cheng Ho di beberapa kota juga didukung warga non-Muslim sebagai bentuk toleransi dan saling menghargai.
  3. Tidak Menggunakan Menara Tinggi
    Berbeda dari masjid pada umumnya, kebanyakan Masjid Cheng Ho tidak memiliki menara yang tinggi. Ini mengikuti gaya arsitektur Tiongkok klasik yang lebih mendatar.
  4. Tulisan Mandarin dan Arab Beriringan
    Beberapa Masjid Cheng Ho memasang kaligrafi Arab dan tulisan Mandarin berdampingan, menegaskan nilai toleransi lintas budaya.

Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah

Sejarah Masjid Cheng Ho bukan cuma soal bangunan atau tokoh inspiratif. Ia juga menyimpan nilai pendidikan dan sosial yang kuat. Banyak masjid Cheng Ho yang difungsikan sebagai pusat kegiatan, tempat belajar Islam, dialog lintas agama, hingga penyuluhan sosial untuk masyarakat sekitar.

Di Palembang, misalnya, masjid ini sering menjadi tujuan wisata religi sekaligus edukasi budaya. Bahkan sering pula diadakan seminar lintas etnis untuk memperkuat persatuan.

Nilai yang Bisa Kita Petik dari Masjid Cheng Ho

Di tengah arus informasi yang cepat dan kecenderungan konflik karena perbedaan, Masjid Cheng Ho seakan hadir sebagai pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan.

Sejarah Masjid Cheng Ho mengajarkan:

  • Bahwa Islam tidak eksklusif, melainkan inklusif terhadap budaya lokal.
  • Bahwa toleransi bukan hanya teori, tapi bisa diwujudkan dalam bangunan dan aktivitas nyata.
  • Bahwa kolaborasi antar budaya adalah warisan yang harus terus dijaga.

Relevansi Sejarah Masjid Cheng Ho di Zaman Sekarang

Zaman boleh berubah, tapi nilai-nilai dalam sejarah Masjid Cheng Ho tetap relevan. Di era modern yang penuh tantangan sosial dan polarisasi, kita butuh lebih banyak simbol dan tempat yang merepresentasikan harmoni dan kebersamaan.

Masjid ini tidak sekadar tempat salat, melainkan ruang yang membuka mata kita bahwa perbedaan bukan halangan untuk saling menghormati. Justru dari perbedaan itu, kita bisa belajar lebih banyak dan tumbuh lebih kuat sebagai bangsa.

Mengapa Kamu Harus Mengunjungi Masjid Cheng Ho?

Kalau kamu suka wisata religi, budaya, atau sekadar mencari ketenangan jiwa, masjid ini wajib kamu kunjungi. Selain bisa merasakan suasana damai yang kental, kamu juga akan belajar banyak soal sejarah, toleransi, dan nilai kemanusiaan.

Apalagi, beberapa Masjid Cheng Ho kini menjadi ikon kota dan pusat dokumentasi sejarah peran Laksamana Cheng Ho dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Warisan yang Perlu Dijaga dan Dikenang

Masjid Cheng Ho bukan hanya bangunan fisik. Ia adalah simbol dari perjumpaan budaya, perdamaian, dan keindahan keberagaman. Sejarah Masjid Cheng Ho memberikan kita pelajaran penting: bahwa keagamaan tidak harus eksklusif, dan kebudayaan bisa menjadi jembatan, bukan tembok.

Saat kita mengenang Laksamana Cheng Ho, mari juga kita teladani semangatnya dalam menjalin hubungan yang damai, penuh hormat, dan bersahabat dengan siapa pun, tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang.

Sudah siap jalan-jalan ke Masjid Cheng Ho? Jangan lupa bawa rasa ingin tahu, dan buka hati untuk belajar dari warisan luar biasa ini. Karena setiap sudutnya menyimpan kisah yang layak untuk diceritakan kembali. info sejarah menarik lainnya di website Asociacionlafragua.

Share to

artama

halo saya artama, selamat datang di website saya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *